Rangkuman Psikologi Komunikasi "Persepsi dan Sensasi"

Persepsi Dan Sensasi
SENSASI 
 Pada dasarnya manusia dikelilingi oleh bermacam-macam sensasi dalam kehidupannya. tapi tau kah anda apa yang dimaksud sensasi tersebut??
SENSASI berasal dari kata sense, yang mengandung arti alat indra, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Jadi secara garis besar sensasi adalah proses manusia dalam menangkap stimuli melalui alat indra yang manusia miliki.  Stimuli adalah apa saja yang dapat mnyentuh alat indra, baik dari dalam dan luar. Macam-macam alat indra dari mulai yang paling penting yaitu indra penglihatan, pendengaran,peraba dan pengecap. Selain  ke5 alat indra tersebut ada pula indra kinestesis dan vestibular (ini dalam dunia psikologi). Indra kinestesis berarti indra yang memberi informasi tentang posisi tubuh dan anggota badan. contoh indra kinestesis yaitu mengarahkan arah pandangan kita ke kanan jika kita ingin melihat sesuatu yang berada di sebelah kanan. Sedangkan alat indra vestibular adalah alat indra yang dapat menjaga keseimbangan, contoh alat ini adlah telinga.
CONTOH sensasi : jika telinga kita mendengar musik pop.
Sensasi juga dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor situasional dan faktor personal. Dalam faktor situasional mencakup segala hal atau situasi yang berada di luar, seperti keras lembutnya suara, tajam dan halusnya bebauan dan terang dan buramnya cahaya. Sedangkan faktor personal adalah hal-hal yang dimiliki oleh seseorang, seperti kapasitas alat indra,pengalaman dan lingkungan budaya. Kedua faktor tersebut yang menyebabkan berbedanya penerimaan sensasi pada setiap orang (antara orang yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda).
PERSEPSI
Sensasi merupakan awal mulanya sebuah proses persepsi. Persepsi adalah cara kita menginterpretasikan pesan yang telah diproses oleh sistem indrawi kita (sensasi). Contoh : saat saya melihat honda jazz berwarna merah (sensasi), kemudian kita teringat dengan mobil honda jazz merah milik kekasih saya. Bila kita melakukan proses persepsi maka manusia dapat memperoleh pengetahuan baru, ini di karenakan  persepsi mengubah sensasi menjadi suatu informasi.

Gambar diatas adlah gambar proses persepsi. Dalam gambar tersebut terlihat sebuah kucing dan seorang manusia. Manusia itu melihat sinar cahaya  lalu setelah indra penglihatnya (mata) melihat, syaraf merepresentasikan kucing tersebut. Setelah itu  saraf penyebab dan menghubungkan dengan kesadaran, lalu kucing itu seperti kucing yang dirasakan oleh manusia (pengamat eksternal).
Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Setiap individu akan memaknai berbeda pada suatu stimuli, walaupun stimuli tersebut berasal dari objek yang sama. Hal ini merupakan persepsi selektif, yakni kita memilih makna tertentu atas suatu setimuli yang di terima oleh alat indra kita.



Coba kalian perhatikan baik baik gambar diatas. Bentuk apakah pada gambar tersebut??. Mungkin anda ada yang melihat seperti gambar dua orang muka tampak samping dan ada pula yang melihat gambar sebuah piala pada gambar diatas.



Atau pada kambar kedua ini. Gambar apakah itu?? , sekilas kita dapat mengartikan itu adalah sebuah pohon tua dan kering yang sudah tidak memiliki daun-daun (tinggal ranting saja) dan jika kita melihat lebih cermat lagi maka akan terlihat ada delapan wajah.

Sekarang  kita pasti bingung apa sih yang bisa membedakan persepsi orang walaupun dalam satu objek yang sama?? jawabannya ada faktor faktor yang mempengaruhi ini semua. faktor itu adalah :
1.FAKTOR PERSONAL  
Persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis dan bentuk, tetapi juga dengan karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut. ketika di perlihatkan suatu gambar pada orang lapar dengan orang yang kenyang, maka orang lapar akan menanggapi gambar sebagai makanan, daripada orang yang tidak lapar.
Krech dan Crutchfield (rakhmat,2003) merumuskan dalil "persepsi bersifat selektif secara fungsional", artinya objek-objek yang diberi tekanan dalam persepsi biasanya merupakan objek-objek yang memenuhi tujuan individu tersebut. hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan,suasana mental,suasana emosional dan latar blakang budaya.
2. FAKTOR STRUKTURAL
Pada faktor ini berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. apabila kita memersepsikan sesuatu, menurut aliran "GESTATL" kita memersepsinya sebagai suatu keseluruhan (rakhmat,2003).
Macam-macam cara menyusun stimuli menurut hukum Gestalt :
1.Prinsip kedekatan (letak stimuli yang berdekatan cenderung terlihat sebagai kelompok)
2.Prinsip kesamaan (stimuli yang sama tampak sebagai kelompok)
3.Prinsip kelengkapan ( cenderung melengkapi bagian yang kosong dan melihat gambaran yang lengkap terutama apabila objek itu kosong).


diri (the self)
Konsep Diri

A. Pengertian Diri
Dengan mengamati diri kita maka sampailah kita pada gambaran dan penilaian mengenai diri kita. inilah yang disebut self-concept atau konsep diri.Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Menurut William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai "persepsi yang bersifat fasik,sosial, dan psikologi, mengenai diri kita, yang didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain". jadi konsep diri dalah pandangan dan perasaan tentang diri kita.
Tidak ada seorangpun yang terlahir secara langsungmemiliki self concept, ia berkembang seiring perjalanan hidup seseorang. umumnya self concept muncul dari dorongan diri dalam diri seseorang dan pengaruh dari luar terhadap seseorang.


beliau menjelaskan , jika kita diterima oleh orang lain,dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, apabila orang lain selalu meremehkan,menyalahkan dan menolak kita, kita cenderung tidak menyenangi diri sendiri.

B.Sumber-Sumber Konsep Diri 
Harga diri (self-esteem)
adalah penilaian, baik positif atau negatif, individu terhadap diri sendiri. tingginya self-esteem merujuk pada tingginya estimasi individu atas nilai, kemampuan, dan kepercayaan yang dimilikinya. sedangkan self-esteem yang rendah melibatkan penilaian yang buruk akan pengalaman masa lalu dan pengharapan yang rendah bagi pencapaian masa depan.
Orang dengan self-esteem yang tinggi memiliki sikap positif terhadap dirinya, mereka merasa puas dan menghargai diri sendiri.Self esteem mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang.
Social Evaluation (penilaian sosial)
Kebanyakan informasi tentang diri sendiri tidak kita dapati dari perenungan atau refleksi diri, melainkan dari orang lain. keyakinan anda tentang pendapat orang lain terhadap anda akan mempengaruhi perilaku dan keinginan anda untuk berubah. Macam-macam proses evaluasi ada dua yaitu : Reflected Appraisal dan Direct Feedback.

C.Teori-Teori Konsep Diri
Self-concep seseorang meliputi bukan hanya gagasan tentang diri sendiri tetapi juga pengharapan atas keyakinan dan sikap.
 Social Comparison (perbandingan sosial)
 


Menurut ahli psikologi sosial modern, leon festinger. social comparison theory membantu menjelaskan berbagai macam fenomena, termasuk keyakinan sosial,perubahan sikap, dan komunikasi kelompok. ada 4 prinsip dasar teori ini, yaitu:
A.setiap orang memiliki keyakinan
B.penting keyakinan kita untuk menjadi benar
C.keyakinan yang sulit untuk dibuktikan dibanding yang lainnya. hal-hal yang tidak bisa dibuktikan secara objektif mungkin dibuktikan secara subjektif melalui pembuktian bersama
D.ketika anggota dari kelompok rujukan saling tidak setuju tentang suatu hal, mereka akan berkomunikasi sehingga konflik selesai.
contoh : anda dapat menanyakan kepada orang lain baju apa yang dipakai. jawaban orang tersebut menjadi panduan anda dalam berpakaian. Menurut teori ini, ada kecenderungan-kecenderungan dalam melakukan perbandingan sosial, yaitu :
A.Similarity Hypothesis (hipotesis kesamaan) : membandingkan dengan orang yang memiliki keasamaan
B.Related Attributes Hypothesis (hipotesis atribut yang berhubungan) :kita membandingkan penampilan tidak hanya dengan mereka yang memiliki kesamaan, tetapi juga dengan orang yang kita pikir semestinya sama dengan kita.
C.Downward comparisons (perbandingan kebawah) : membandingkan diri dengan orang yang kita pikir lebih rendah
D.Consequences of social comparison (konsekuensi dari perbandingan sosial) : membandingkan diri kita dengan hal yang relevan, orang-orang dengan latar belakang atau tujuan yang sama memberi dampak pada cara kita mengevaluasi diri sendiri.



2.Persepsi Diri (Self-Perception)
Penelitian mengatakan bahwa kita tidak lebih ahli tentang maksud dari tindakan kita dibanding kita terhadap orang lain. Menurut Daryl Benn, ketika kita menilai pendapat sendiri maka kita akan mengambil perilaku kita sebagai petunjuk daripada menganalisis dirikita secara mendalam.
Dalam teori persepsi diri terdapat dua macam cara bagaimana menepatkan diri pada hal yang sama ketika kita mencoba memahami orang lain :
~Self attribution
Dalam membuat self-attribution, menurut teori self-perception, kita merundingkan kehadiran kita dan perilaku yang diingat, dan mencoba mendapatkan penjelasan mengenai polanya. penelitian pada ekspresi emosi menguatkan penjelasan self-attribution ini.




Overjustification (pembenaran yang berlebih)
Proses self-perception bekerja dengan menyimpulkan maksud dan tujuan kita. bagaimana jika anda dibayar untuk suatu pekerjaan yang anda senangi? menurut teori self-perception, anda mungkin merasa overjustificatied (mendapat pembenaran berlebih) atas perilaku tersebut, dan hanya sedikit menikmati pekerjaan (motivasi intrinsiknya).


D.Hubungan Antara Konsep Diri Dan Komunikasi
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya (Rakhmat, 2003). Apabila seorang mahasiswa menganggap dirinya seorang yang rajin maka ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, duduk dikursi paling depan diruang kuliah, membuat catatan yang baik dan mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh sehingga akhirnya mendapatkan nilai yang bagus. Jadi menurut Jalaludin Rahmat : anda berperilakusesuai dengan konsep diri anda.Ada dua kualitas konsep diri yaitu konsep diri positif dan negatif. kualitas konsep diri mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal seseorang. 

Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut: 
(a) Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi. 
(b) Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain. 
(c) Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya. 
(d) Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.

 Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan karakteristik sebagai berikut: (a) Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri. (b) Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan. (c) Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif. (d) Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain. (e) Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »