Demokrasi multikultural yang kuat, teduh, dan stabil sangat diperlukan untuk menjamin perdamaian sejati. Demikian ungkapan Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada pembukaan The 4th World Peace Forum (WPF) yang diprakarsai oleh Muhammamdiyah pada 23 - 25 November 2012 di Bogor Jawa Barat.
Pertemuan ini bagi seluruh kalangan sangat luar biasa di tengah bangsa Indonesia mengalami suatu krisis moral dan kontraksi sosial, terutama dalam perilaku demokrasi yang sedang kita anut bersama. Bukan main, 50 tokoh dunia dari 21 negara dan 100 peserta hadir dari berbagai kalangan seperti tokoh agama, praktisi politik, intelektual, bisnis, dan diliput media lokal maupun media internasional.
Visi demokrasi multikultural adalah membangun peradaban dalam dialog dan lebih mengedepankan keharmonisan. Sisi lain, tantangan demokrasi kita saat ini krisis moral dan estetika sehingga makna demokrasi sedikit ditinggalkan termasuk dengan terjadinya gejala-gejala impunitas media, korupsi, penjarahan, penyelewengan konstitusi dan lain-lain.
Menurut Robert W Hefner (2012) bahwa demokrasi multikultural harus disepadankan dengan agama mayoritas maupun minoritas sebagai jalan menuju pengakuan kemajemukan diantara masyarakat dunia. Indonesia pun menjadi lahan besar nan subur untuk memberikan kontribusi positif dalam menciptakan tatanan perdamaian di seluruh dunia dengan ciri khas gaya multikulturnya yang unik yang berbeda dengan negara lain sehingga dapat menjadi contoh bagi negara lainnya seperti eropa, AS, dan Timur Tengah.
Pertemuan ini bagi seluruh kalangan sangat luar biasa di tengah bangsa Indonesia mengalami suatu krisis moral dan kontraksi sosial, terutama dalam perilaku demokrasi yang sedang kita anut bersama. Bukan main, 50 tokoh dunia dari 21 negara dan 100 peserta hadir dari berbagai kalangan seperti tokoh agama, praktisi politik, intelektual, bisnis, dan diliput media lokal maupun media internasional.
Visi demokrasi multikultural adalah membangun peradaban dalam dialog dan lebih mengedepankan keharmonisan. Sisi lain, tantangan demokrasi kita saat ini krisis moral dan estetika sehingga makna demokrasi sedikit ditinggalkan termasuk dengan terjadinya gejala-gejala impunitas media, korupsi, penjarahan, penyelewengan konstitusi dan lain-lain.
Menurut Robert W Hefner (2012) bahwa demokrasi multikultural harus disepadankan dengan agama mayoritas maupun minoritas sebagai jalan menuju pengakuan kemajemukan diantara masyarakat dunia. Indonesia pun menjadi lahan besar nan subur untuk memberikan kontribusi positif dalam menciptakan tatanan perdamaian di seluruh dunia dengan ciri khas gaya multikulturnya yang unik yang berbeda dengan negara lain sehingga dapat menjadi contoh bagi negara lainnya seperti eropa, AS, dan Timur Tengah.
#ahsanazzayan
EmoticonEmoticon